Mengenai Saya

Foto saya
Berani, Disiplin,Profesional dan Suka Tantangan

Jumat, 28 Oktober 2011

Kewirausahaan di sektor Publik dan Kewirausahaan di sektor swasta.


Kewirausahaan adalah suatu cara berpikir atau jiwa, sikap, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan dapat diukur melalui kreativitas dan inovasi. Kreatifitas adalah memikirkan sesuatu hal yang baru sedangkan inovasi adalah membuat sesuatu yang baru.  Dengan kata lain inovasi diibaratkan menjadi bahan bakar, sementara kewirausahaan adalah mesin.[1]
Istilah pemerintahan wirausaha, kata ini diciptakan oleh ahli ekonomi berkebangsaan prancis, J.B Say, sekitar tahun 1800.wirausaha, tulis Say, memindahkan berbagai sumber ekonomi dari suatu wilayah dengan produktivitas rendah kewilayah dengan produktivitas lebih tinggi dan hasil yang lebih besar. Dengan kata lain, seseorang wirausahawan menggunakan sumber daya dengan cara baru untuk memaksimalkan produktivitas dan efektivitas. Defenisi Say berlaku juga bagi sektor swasta, pemerintah, dan sukarelawan atau sektor ketiga. Bila berbicara mengenai wirausaha pemerintah, yang kami maksud adalah orang-orang yang melakukan persis seperti ini. Bila berbicara mnegenai model wirausaha, yang kami maksud adalah lembaga sektor pemerintah yang mempunyai kebiasaan bertindak seperti ini yang tetap menggunakan sumber daya dengan cara baru untuk mempertinggi efesiensi dan efektivitas.[2]
Pemerintahan dan bisnis adalah lembaga yang berbeda secara mendasar. Pimpinan bisnis didorong oleh motif laba. pimpinan pemerintahan didorong oleh keinginan untuk bisa dipilih kembali. Perusahaan ( bisnis ) memperoleh sebahagian besar uang dari pelanggannya, sedangkan pemerintah dari membayar pajak. Perusahaan biasanya didorong oleh kompetensi, sedangkan pemerintahan biasanya menggunakan monopoli. Pemerintah juga mengeruk penghasilannya terutama dari pajak sedangkan perusahaan memperoleh penghasilan bila pelanggang membeli produk atau jasa menurut kemauan bebas mereka sendiri. Ini merupakan alasan mengapa masyarakat begitu memfokuskan pada biaya layanan pemerintah, yang menggunakan dorongan hati yang konstan untuk mengontrol untuk mengatur berapa banyak yang dikeluarkan oleh para birokrat untuk setiap item pengeluaran, sehingga mereka tidak bisa menghambur-hamburkan uang, salah pakai, atau penyelewenagn uang untuk membayar pajak.
Kemudian pemerintah bersifat demokratis dan terbuka; karena itu bergerak lebih lamban ketimbang bisnis yang pata manajernya bisa mengambil ketusan segara dibalik pintu yang tertutup. Misi pokok pemerintah adalah melakukan perbaikan “ bukan menghasilkan uang “ karena itu kalkulasi biaya keuntungan dalam bisnis berubah menjadi kemungkinan moral dalam sektor pemerintah.[3]
Ada banyak perbedaan antara bisnis dengan pemerintahan. Melakukan perubahan dalam organisasi pemerintah membutuhkan jauh lebih banyak upaya politik, misalnya, karena organisasi pemerintah hidup dilautan politik, sementara bisnis hidup di dalam ekonomi pasar. Tetapi perbedaan yang paling mencolok adalah bahwa organisasi swasta ada di dalam sistem, atau pasar yang lebih besar yang pada umumnya berfungsi baik. Kebanyakan organisasi swasta yang mencari laba memiliki misi yang jelas, tahu bagaimana mengukur kinerja botton line ( hasil akhir atau keuntungan bersih ) mereka, menghadapi persaingan, mengalami akibat paling nyata dari kinerja mereka, dan bertanggung jawab kepada pelanggang mereka. Maka literature manajemen bisnis memusatkan terutama pada perubahan organisasi, bukan sistem tempat organisasi itu berada. Dalam pemerintahan, kebanyakan organisasi berada dalam sistem yang tidak berfungsi baik. Banyak organisasi mempunyai misi ganda ( kadang-kadang saling bertentangan ); sedikit yang menghadapi bersaingan langsung; sedikit yang langsung terkena dampak atas kinerjanya sendiri; sedikit yang mempunyai bottom line yang jelas ( bahkan sedikit yang mengukur kinerja ) dan sedikit yang bisa di pertanggung jawabkan kepada pelanggang mereka. Realitas sistem ini menciptakan insentif dan kondisi yang mendorong organisasi bertindak dan bergaya birokrasi. [4]
Pemerintah wirausaha adalah pemerintah yang mampu menghadirkan kebijakan yang berorientasi pada warga masyarakat. Kebijakan tersebut mempunyai nilai strategis, karena akan menghasilkan dividen berupa dukungan dari warga negara. Sekarang ini organisasi publik sebagian besar masih berorientasi birokratik, sebagian bergerak pada orientasi efektivitas, tetapi sedikit yang berorientasi pada pelayanan.Tekanan utama pada entrepreneurial government adalah berpikir strategis, yaitu memperluas perspektif dan memanfaatkan kreativitas yang bertanggung jawab, tidak sekedar mampu menghasilkan ide-ide cemerlang tetapi juga di iringi dengan kemampuan mewujudkan ide-ide tersebut. Mampu dan mau mengambil resiko yang terukur dan mampu menjelaskan langkah yang dianggap aneh.[5]
Bisnis melakukan beberapa hal lebih baik di banding pemerintah, tetapi pemerintah pun melakukan beberapa hal lebih baik di banding bisnis. Sektor pemerintah biasanya lebih baik misalnya pada manajemen kebijakan, regulasi, menjamin keadilan, mencegah diskriminasi atau eksploitasi, menjamin kesinambungan dan pencampuran ras dan golongan. Bisnis biasanya lebih baik pada pelaksanaan tugas-tugas ekonomi, inovasi, mengulangi pengalaman yang berhasil, mengadaptasi perubahan yang pesat, menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak berhasil atau using dan melaksanakan tugas-tugas yang kompleks atau bersifat teknis.[6].
Kemudian salah satu karakteristik pada pemerintah wirausaha adalah suatu perspektif investasi, suatu kebiasaan menghitung laba dari pembelanjaan sebagaimana suatu investasi. Investasi bukanlah cara mendatangkan uang; malainkan cara menyimpan uang. Dengan mengukur return on investment-nya ( ROI ), mereka menyadari, ketika membelanjakan uang sebenarnya adalah menabung. Bisnis perpusat pada kedua sisi dari neraca : pengeluaran apa saja selama memaksimumkan pendapatan. Tetapi pemerintah hanya melihat sisi pengeluaran pada neraca. Karena mengabaikan pendapatan, mereka berkosentrasi hanya untuk meminimumkan biaya. Mereka saling menolak sekalipun untuk mempertimbangkan investasi penting yang akan menghasilkan keuntungan yang nyata hanya karena biaya. Mereka menunda pengeluaran untuk memperbaiki jalan sampai jalan harus di bangun kembali, yang besarnya tiga kali biaya perbaikan permukaan jalan. Mereka mengabaikan pengeluaran kecil untuk perawatan kesehatan wanita hamil, tetapi membayar mahal untuk bayi pramatur.[7]

                                                                                     


1. Perempuan.webnode.com/.../semiloka/ pemerintahan/ wirausaha.doc

[2] David Osborne dan Peter Plastrik, 2000, Memangkas Birokrasi, Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha,  PPM, Jakarta Hlm 18
[3] David Osborne dan Ted Gaebler, 1996, Mewirausahakan Birokrasi, Reinventing Governmet, Pustaka Binaman Pressindo . Jakarta Hlm 23
[4] 0p.cip, David Osborne dan Peter Plastrik, Hlm 14-15

[5] Perempuan.webnode.com/.../semiloka/ pemerintahan/ wirausaha.doc

[6] Op.cip , David Osborne dan Ted Gaebler hlm 53
[7]  Ibid hlm 234

Tidak ada komentar:

Posting Komentar