Pasar persaingan tidak sempurna tidak mampu melakukan
fungsi alokasi produksi dan efesiensi alokasi karena pasar persaingan tidak sempurna tidak memberikan
efisiensi pada perekonomian. Misalnya saja dalam pasar monopoli harga dalam
monopoli lebih tinggi, volume produksi lebih kecil dari volume output yang
optimum, yaitu volume produksi perusahaan monopoli lebih rendah dari volume
output yang dihasilkan dengan averege cost yang minimum. Dan perusahaan
monopoli memamfaatkan secara penuh adanya economies of scale. Dari segi
masyarakat ini adalah suatu pemborosan. Ada unsur eksploitasi oleh
perusahaan-perusahaan monopoli terhadap konsumen, dengan ditetapkannya harga
jual (= P ) diatas ongkos produksi dari unit terakhir outputnya ( = MC ), dan
pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan, produsen monopoli tersebut
dengan di bayarnya faktor produksi dengan dibayarnya faktor produksi dengan
harga (= MC )yang lebih rendah dari nilai pasar dari output yang dihasilkan (
=P )misalnya bagi pemilik faktor produksi tenaga kerja, yaitu buruh, dibayarkan
upah yang lebih rendah dari pada sumbangan ( dalam bentuk output )dari tenaga
kerja tersebut bila dinilai dengan harga pasar yang berlaku bagi output. Monopoli
menimbulkan akibat buruk keatas distribusi pendapatan , yaitu monopoli
menyebabkan distribusi pendapatan menjadi lebih tidak merata.
Kemudian dalam pasar oligopoli adanya ketidak
efesien produksi kerana setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimum, kemungkinan adanya
eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh ( karena P >MC ), ketegaran harga
( terutama kebawah, sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang kronis dan
ini merugikan masyarakat secara makro.
Bentuk yang ketiga dari pasar persaingan tidak
sempurna adalah monopolistis,ketidak efisien produksi karena produsen-produsen
tidak beroperasi dengan AC minimum. AC minimum tidak tercapai berarti bahwa perusahaan
perusahaan tidak memamfaatkan secara penuh economies of scale yang tersedia,
dengan perkataan lain, didalam pasar tersebut terlalu banyak
perusahaan-perusahaan yang ukurannya terlalu kecil. Konsumen masih harus
membayar harga produk yang lebih tinggi dari ongkos marjinal untuk menghasilkan
produk tersebut atau ongkos produksi per unit lebih tinggi, harga harga barang
lebih tinggi dan jumlah produksi lebih rendah ( sehingga menyebabkan kapasitas
memproduksi yang digunakan adalah dibawah tingkat yang optimal. Sebaliknya
input dibayar hanya setinggi MC yang lebih rendah dari pada nilai output
marjinal yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut ( yang tidak lain
adalah harga jual ( P )output tersebut. Sekali lagi masalahnya pada P > MC .
dalam pasar monopolistis terdapat banyak produsen, tetapi ada unsur-unsur
deferensiasi produk ( perbedaan merek, bungkus dan sebagainya ). Adanya
deferensiasi produk berarti adanya kemampuan produsen ( secara individual)
untuk mempengaruhi ( betapun kecilnya pengaruh tersebut ) harga jual dari produknya. Tidak adanya homogenitas
produk jadi tidak ada subtitusi yang sempurna antara hasil produksi perusahaan
A dan hasil produksi perusahaan B menskipun hasil produksi tersebut sejenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar