Mengenai Saya

Foto saya
Berani, Disiplin,Profesional dan Suka Tantangan

Kamis, 27 Oktober 2011

Resensi Film Laskar Pelangi



Sinopsis

Film ini mengisahkan ditahun 1970-an, Didesa Gantong, Belitung tentang masyarakat Pinggiran, tentang perjuangan  hidup anak dalam menggapai mimpi dan semangat mewujudkan cita-cita serta indahnya persahabatan.
Dalam film ini dibintangi oleh cut mini, ikra Negara, Slamet Raharjo, Tora Sudiro.
Dikisahkan Pak harfan ( Ikra Negara ) dan Ibu Muslima ( cut Mini )  mengabdi tampa Pamri pada Dunia pendidikan. Mereka bahu membahu mengajar di sebuah sekolah Sederhana dengan jumlah muridnya 10 orang yang dinamakan “ Laskar Pelangi “. Ikal ( Zulfani ), Lintang ( Ferdian ), Mahar ( Venis Yamarno ) dengan Bakat dan kecerdasan masing-masing. Dengan berjuang untuk terus bisa sekolah dan menunjukan semangat tinggi. Dengan kepintaran yang mereka miliki sehingga semakin giat dan tekun untuk terus bisa bersekolah.
Dengan modal semangat dan kerja keras sehingga  anak-anak laskar pelangi memiliki kecerdasan yang luas biasa sehingga mampu menunjukan prestasinya, walaupun dengan segala keterbatas yang dimiliki. Laskar pelangi mengambarkan bahwasanya orang miskin juga mampu berprestasi.
A. ReA. Resensi Film Laskar Pelangi
Kota Belitung marupakan salah satu kota terkaya di Indonesia yang memiliki potensi yang cukup besar, dan tidak heran kalau Negara asing datang ke Belitung untuk mengeruk kekayaan alam terutama timah. Dengan sumber daya alam yang ada itu hanya dinikmati oleh orang orang tertentu saja, kekayaan alam yang ada hanya mampu mesejahterakan masyarakat kelangan atas, bukan untuk masyarakat bawah apalagi  masyarakat pinggiran.
Dikisahkan ditahun 70-an Belitung marupakan salah satu  penghasil timah di Indonesia, yang mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Belitung. Kehidupan masyarakat desa gantong, pada umunya bekerja sebagai buruh di Pertambangan Timah. Buruh dibayar dengan gaji yang sangat rendah sehingga dengan pendapatan tersebut tidak mampu mensejahterakan masyarakat, tidak mampu mensejahterakan sanak keluarganya, Hal tersebut dialami oleh orang Tua ikal,dimana bekerja pada Pertambangan timah, tetapi dengan hasil pendapatan itu tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya ditempat yang layak seperti anak-anak Karyawan Pertambangan Timah pada Umumnya,Yang memperoleh status/ kelualitas pendidikan yang sangat baik dan modern.
Diawal cerita kita bisa menyangsikan bagaimana semangat anak kecil untuk bersekolah, ketika itu  seorang Bapak ( ayah Ikal ) mengantar anaknya(Ikal ) kesekolah, ketika itu ada ejeken-ejekan yang cukup pedas ( sakit ) diterima oleh orang tua ikal dan ikal sendiri, dimana masyarakat mengatakan yang intinya “untuk apa sekolah,,,paling ujung-ujungnya menjadi buruh juga”. Dengan melihat kondisi seperti ini, kehidupan masyarakat yang sangat tradisional, namun semangat ikal untuk bersekolah tidak perna putus.
Dalam kehidupan social masyarakat Indonesia, terdapat perbedaan status social masyarakat, antara golongan atas, golongan menegah, dan golongan bawah. Pada umumnya golongan atas ( kaya ) hidup dalam serba mewah. Segala kebutuhan primer, sekunder dan tersier terpenuhi, kesehatan pendidikan, dan berbagai fasilitas semunya tersedia. Golongan menengah bisannya pas-pas-an dalam memenuhi kebetuhan hidupnya, biasannya tidak kekurangan. Lain halnya dengan golongan bawah, yang pada umumnya serba kekurangan, tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya, tidak ada kesempatan untuk santai atau berleha-leha. Hari-hari dilalui hanya untuk bagaimana untuk terus bisa makan, bagaimana dalam sehari itu bisa mencari sesuap nasi untuk sanak keluarga.Masyarakat miskin ( golongan bawah ) tidak mampu mengakses kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya, sehingga ada statmen-statmen yang berkembang “ orang miskin dilarang sakit, orang miskin dilarang sekolah. Seolah- orang orang miskin tidak berhak dalam memperoleh pendidikan, tidak berhak dalam memperoleh kesehatan.” Padahal sudah jelas-jelas dalam konstitusi kita Negara berkewajiban untuk menyehkolahkan warga Negara. “ Tiap-tiap warga Negara berhak pendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak bagi kemausian”, “Fakir miskin dan Anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Jadi pada intinya setiap warga Negara berhak pendapatkan pendidikan yang layak, baik orang kaya maupun orang miskin. Ironsi sekali Memang negeri ini dengan adanya perbedaan kelas dimasyarakat menimbulkan kesenjangan social masyarakat dan terdapat jurang pemisah antara sikaya dan simiskin.
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi Desa Gantong, Belitung.Dalam film ini bisa kita lihat bagimana terjadi perbedaan dalam memperoleh pendidikan yang layak. Dimana terjadi kesenjangan antara sikaya dan si miskin dalam memeperoleh pendidikan. Contoh kecil saja kalau kita bandingkan saja mengenai fasilitas yang dipakai, SD 1 Muhamadiyah Gantong yang merupakan salah satu SD Islam tertua Di tanah Belitung dengan fasilitas yang serba sederhana, bangunan yang hampir roboh, kursi, meja dan lain lain sudah tidak layak pakai, yang aneh lagi kambing-kambing bisa masuk dalam ruangan sekolah SD I Muhamadyah Gantong, karena SD ini tidak memiliki pintu. Lain halnya dengan SD UPT PN Timah, yang merupakan SD khusus anak-anaknya orang kaya, yang mampu sekolah disitu Cuma yang memiliki duit banyak. Kita bisa saksikan bagimana Semua fasilitas serba bagus dan modern. Contoh lain misalnya  yang bisa kita petik adalah bagaimana murid SD PN timah diajarkan cara berhitung dengan menggunakan Kalkultor, dimana segala sesuatunya yang bekerja bukan lagi otak tapi alat bantu ( kalkulator ), kemudian bagaimana dengan Murid SD Muhamidyah gantong yang tiap harinya diajarkan berhitung dengan menggunakan Sapu Lidi ( lidi ) yang kemudian dijadikana alat bantu untuk berhitung. Dari proses belajar mengajar ini terlihat jelas perbedaan dalam metode Pelajar mengajar. Tetapi dari itu semua saya menyangikini bahwa proses trasnformasi ilmu yang dialami oleh SD Muhamadyah kentong begitu besar dimana dengan mengunakan alat yang cukup sederhana dan tradisional mampu mengasah kemampuan,otak, melatih pikiran untuk berpikir cepat dan tepat. Berbeda halnya dengan SD Timah Dimana rata-rata Muridnya anaknya konglomerat, yang diajarkan cara cepat tetapi tidak melatih daya pikir, ini tentunya membuat murid berpikir instan, ketika dihadapkan kepada sesuatu hal maka mereka sudah terbiasa dengan budaya menggunakan Kalkulator, dengan begitu sehingga mereka Tidak mampu menggunakan kekuatan atok untuk berpikir cepat.
Dari sisi pakaian, SD Muhamadiyah Kentong,berpakaian seadainya, kadang-kadang pakaian yang sehari-hari itu dipakai untuk untuk kesekolah,, dipakai juga untuk berkebun, yang jelas pakain seragam sekolah, adalah pakain yang dipakai sehari-hari, dan ini sangat berbeda jauh dengan  SD PN Timah yang berpakaian seragam lengkap dan bersih, orangnyapun bersih-bersih, bayangkan saja  dalam satu minggu 3 kali memakai pakaian seragam yang berlainan.
Banyak hal yang bisa patut kita teladani  dan  membuat saya prihatin disini adalah bagaimana seorang  anak yang mempunyai semangat yang tinggi untuk bersekolah tampa menggunakan fasilitas yang memadai, dan lebih-lebih tidak menggunakan alas kaki sandal ataupun sepatu. Hal ini membuat saya terharu.dinegeri yang kaya ini masih ada seperti ini. Yang menjadi pertanyaan bagi saya Apakah dinegeri ini masih ada anak-anak miskin seperti ini masih memiliki semangat yang sama.?
Kalau kita menelah lebih jauh lagi Banyak sekali berbedaan yang bisa kita jadikan bahan perbandingan anak orang kaya dengan anak orang miskin dalam dalam memperoleh pendidikan dan ini secara jelas menimbulakan kesenjangan social dimasyarakat.
Satu hal juga yang perlu untuk dicontoh adalah bagaimana perjuangan seorang Pak Harfan dalam mempertahankan SD Muhamadiyah agar-agar anak yang tidak mampu, terus bisa sekolah Walaupun pak Harfan sendiri tidak digaji oleh negera dan peran Ibu halimah sebagai Ibu guru yang juga merupakan anak Pak harfan ini, ikut andil dan berperan dalam memperjuangakan anak untuk terus bersekolah. Gambaran peran dan Sikap ibu halimah dalam memperjuangkan anak-anak untuk bisa bersekolah dapat kita lihat sbb :
Dimana ketika penerimaan Murid baru baru berlangsung, jumlah murid yang  mendaftar/ yang datang hanya 9 orang, dan jikakalau tidak cukup sepuluh orang, maka proses belajar mengajar di SD Muhamadyah Kentong tidak akan berlangsung.ini sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat Dengan berlinang air mata dan perasaan sedih, ibu halimah dengan lefleks menuju keluar ingin mencari murid untuk mencupi menjadi 10 orang,ibu halimah dengan semangat dan niat yang baik ingin mencari murid, tetapi tiba-tiba saja ada murid yang yang bernama Harun datang dengan berlari yang cepat menuju kesekolah untuk bersekolah, dari sikap tersebut bisa kita lihat bahwa ibu halimah berperang besar dalam membantu anak-anak untuk terus bersekolah
Dan peran Ibu guru halimah mampu membentuk karakter murid dengan melihat kemampuan/ kecerdasan yang berbeda dan itu semuanya tidak terlepas dari semangat murid-murit lascar pelangi untuk terus belajar.
Banyak hal yang bisa kita petik dalam proses belajar- mengajar di SD Muhamadiyah 1 Gantong, diantaranya dalam pembelajaran budi pekerti, moral itu diutamakan karena moral dan budi pekerti merupakan dasar dalam memperoleh pendidikan. dengan pembelajaran moral dan budi pekerti murid-murid mampu memahami arti kehidupan dengan sendirinya pembelajaran yang lain mudah dipahami.
Kemudian yang terpenting dalam film ini, Yang perlu dicontoh dan diteladani adalah semangat seorang anak  untuk terus bersekolah Walaupun keadaan yang tidak bersahabat. Tidak bersahabat dalam artian berasal dari keluarga yang tidak mampu ( miskin ), kemudian jarak antara rumah dengan sekolah sangat jauh. Dan semangat untuk terus bersekolah disamping didorong dalam jiwa seseorang juga dorongan dari orang tua. Kita bisa melihat orang tua lintang yang buta hurup, tidak ingin anak-anak seperti dia. Orang tua lintang menginginkan anaknya bersekolah dan pintar, dan bisa menjaga adik-adiknya yang masih kecil, yang sudah lama di tinggal oleh ibunya.
Berikut ini adalah gambaran singkat semangat dan kerja keras seorang anak yang ingin bersekolah.
“ lintang adalah seorang anak yang memiliki semangat bersekolah yang begitu besar.lintang hidup dengan 3 bersaudara, dimana lintang anak yang paling sulung, adik-adiknya masih kecil-kecil. Ayahnnya Bermata pencaharian sebagai nelayan. Dimana ketika malam tiba ayah lintang mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pulangnya pagi. Dan lintang baru bisa bergi kesekolah ketika ayahnya sudah pulang dari laut. Karena tidak ada yang menjaga adik-adiknya yang masih kecil-kecil
Dari awal  bersekolah lintang mengayuh sepedanya dengan jarak sekolah kerumahnya begitu sangat jauh,dengan melalui hutan, padang ilalang, sungai,rawa-rawa yan memiliki buaya, sehingga ketika ada buaya yang menghalagi jalan terpaksa lintang berhenti sampai buaya itu pergi dari tempat  yang dilalui lintang, begitu juga ketika hujan turun dengan terpaksa lintang berhenti, berteduh dibawah pohon besar sampai hujan reda. Begitu terus setiap harinya yang dialami lingtang sampai kelas 5 SD.
Tidak jauh berbeda yang dialami oleh teman-temannya yang lainnya, yang memiliki latar belakang dan nasib yang sama yaitu hidup dari keluarga yang tidak mampu dan dibawah garis kemiskinan.
Dengan modal semangat yang tinggi SD Muhamadyah Gantong mampu meraih prestasi, yang mana prestasi dalam lomba kesenian antara sekolah tersebut dimenangkan oleh SD muhamadyah Gantong dengan membawakan tarian yang berasal dari Papua, dan ini merupan ide-ide kratif dari murid SD Gantong tampa ada bimbingan dari sang Guru.
Lagi-lagi saya katakanan bahwa dengan modal semangat dan kerja keras untuk belajar sehingga SD muhamadyah meraih prastasi. Dalam membawakan tarian dari papua itu tentunya memiliki pesan nasionalisme yang begitu besar dimana dengan tarian ini melestarikan kebudayaan daerah yang dapat memperkaya kebudayaan nasional. Dengan tarian tersebut menunjukan bahwa masyarakat Belitung dan papua, masyarakat dari sabang sampai merauke adalah satu yaitu bangsa Indonesia.
Persepsi masyarakat terhadap  masyarakat tidak mampu dalam bersekolah dianggab memiliki keterbatasan dalam menangkap ilmu pengetahuan,anak yang tidak mampu dianggab bodoh, goblok dan tidak bisa bisa pintar apalagi kalau fasilitas yang dimiliki sebagai penunjang pendidikan itu tidak memadai untuk anak yang tidak mampu. Inilah persepsi masyarakat yang salah. Padahal pendidikan pada intinya adalah kemauan dan semangat untuk terus belajar. Dengan belajar,maka dengan belajar yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak dipahami menjadi dipahami, itulah esensi dari belajar.pendapat tersebut dapat terbantahkan dengan melihat realitas yang terjadi.
Prestasi yang kedua untuk SD yang terpinggirkan ( SD Muhamadyah Gantong ) dengan semangat dan kerja keras untuk terus belajar  dan sekaligus menunjukan bahwa orang miskin juga bisa berprestasi, cerdas dan pintar adalah dapat kita saksikan ketika ada pertandingan lomba cerdas cermat antara SD sekecamatan, yang di ikuti oleh seluruh SD yang berada dikecamatan. Dalam lomba cerdas cermat tersebut di menangkan oleh SD muhamadyah Gantong. Yang menarik ketika Cerdas cermat adalah juri tidak percaya kalau salah satu peserta dari SD 1 muhamadyah Gantong itu yaitu  lintang tampa harus mengitung di lembar kertas lansung lansung dengan menjawab itu bahwa lintang sudah mengetahui soal sebelumnya, tetapi didepan itu juga lintang menunjukan proses mendaptakan nilai tersebut, sehingga menyakinkan para juri dan para penonton bahwasanya SD Muhamadyah Gantong menunjukan prestasinya bahwa dari SD yang terpinggirkan, dari SD fasilitas pembelajarnnya sangat buruk mampu memberikan angin segar bagi dunia pendidikan, dengan prestasi anak-anak yang tidak mampu ini.  orang pintar dan cerdas itu dimiliki oleh semua orang, tinggal bagaimana orang itu mengulang-ulang ilmu pengetahuan dengan proses belajar terus menerus dan semangat dan kerja keras.
Film ini juga memberikan gambaran bagaimana realitas yang terjadi dengan pendidikan diidonesia misalnya di Belitung. Bagaimana kita saksikan gedung sekolah yang udah hampir roboh itu masih dipakai juga untuk sekolah, fasilitas kursi, bangku dan lain-lain sebagainya yang tidak layak pakai itu masih saja tetap digunakan,. Kemudian guru-guru yang tampa digaji oleh Negara.
Semangat untuk terus bersekolah oleh lintang akhirnya berhenti ditengah jalan ketika dihadapkan dengan kondisi keluaga, dimana ayah lintang meninggal dunia, sementara adik-adiknya yang masih kecil tidak ada yang jaga dan tidak ada yang yang mecari nafkah untuk mencari sesuap nasi bagi adik-adiknya. Sehingga dengan terpaksa lintang putus sekolah.bagi teman-teman lintang merasa kehilangan sekali,merasa kehilangan teman meraka yang paling pintar dan cerdas. Dan bangsa Indonesia merasa kehilangan putra terbaik bangsa yang memilki potensi yang begitu besar. Bakat lintang itu menjadi orang jenius dan besar akhirnya putus ditengah jalan.
Dengan melihat kondisi yang dialami lintang, bagaimana kemudian peran Negara, apakah Negara Indonesia sedang tidur, apa sebenarnya yang terjadi dengan bangsa Indonesia.Padahal seharusnya Negara berkewajiban untuk menyekolahkan anak-anak yang tidak mampu apalagi kalau dengan posisi lintang yang yatim piatu.
Diakhir cerita, pertemaun antara ikal dan lintang. Dengan pendidkan yang berbeda, ikal status sarjana, yang kemudian akan melanjutkan studinya keparis, sementara lintang masih seperti dulu tidak lulus SD. Tetapi semangat untuk terus bersekolah itu terus digalakkan kepada anak-anaknya.
 B.Penutup
Kesimpulan
  1. Kepintaran dan kecerdesaan yang diperoleh melalui semangat dan kerja keras dalam belajar, belajar dan belajar, baik orang kaya maupun  orang miskin. Sarana fasilitas pendidikan hanya sebagai penunjang saja, tetapi yang menentukan semunya adalah semangat belajar.
  2. Masyarakat penggiran memiliki tingkat intelegensia ( intelektual ) yang tinggi sama halnya dengan masyarakat yang lainnya, karena pada dasarnya manusia itu semua pintar.
  3. Realitas yang terjadi dengan akses pendidikan di Indonesia adalah bahwasanya yang memiliki kesempatan memperoleh pendidikan hanya orang kaya saja, sementara orang miskin karena keterbatas biaya dan kondisi social dimasyarakat sehingga mereka tidak memperoleh pendidikan. Dengan melihat biaya pendidikan Indonesia sangat tinggi dan peran negara Indoensia tidak berjalan dimana seharusnya Negara berkewajiban memberikan pendidikan warga Negara Indonesia.
Saran
  1. Untuk itu seharusnya Negara Indonesia berkewajiban memberikan pendidikan bagi warga Negara indonesia yang sesuai dengan konstitusi Negara dengan memberikan subsidi pendidikan sebanyak 20 %,dari APBN diluar gaji guru dan pegawai negeri sipil dan segera direalisasikanan anggaran pendidikan 100 % sehingga tidak terjadi seperti kasus yang dialami oleh SD Gantong, yang gurunya tidak digaji, fasilitas sekolah yang tidak layak pakai serta memberikan bantuan beasiswa bagi anak-anak yang tidak mampu dan berprestasi sehingga meraka juga memperoleh pendidikan.
  2.  Pemerintah segera melakukan evaluasi mengenai bantuan beasiswa yang dberikan kepada masyarakat miskin dan yang berprestasi karena bantuan yang diberikan selama ini tidak tepat sasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar