Mengenai Saya

Foto saya
Berani, Disiplin,Profesional dan Suka Tantangan

Kamis, 27 Oktober 2011

Analisis Buku Perspektif Perilaku Birokrasi Sub Judul Percakapan Imajiner dengan Max Weber adalah sebagai berikut :


Konsepsi yang di kemukakan oleh max weber mengenai model “ ideal type “ dari tata hubungan organisasi yang rasional.
Yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan konsep Max weber ketika di terapkan di Indonesia? Salah satu kutipan Konsep birokrasi Max Weber adalah hubungan kerja diantara orang-orang dalam organisasi didasarkan atas prinsip impersonal hal ini sangat bertentangan dengan yang terjadi di Indonesia yang lebih mengedepankan personalitas.hubungan personalitas dalam birokrasi diindonesia sangat dibutuhkan, dengan hubungan itu akan tercipta hubungan emosional yang lebih kuat,terbangun hubungan kekeluragaan dan gotong royong. Tetapi kita tahu juga dengan hubungan personalitas tersebut kadangkala membuat organisasi menjadi stagnan, biasanya hubungan kekelurgaan, ikatan kekerabatan itu terbawa dalam lingkungan birokrasi sehingga banyak dalam organisasi karena keluarganya membiarakan begitu saja berbuat semaunya, banyak atasan yang lebiih mendahulukan kepentingan pribadi dari pada kepentingan birokrasi dan begitu juga ketika masuk dalam birokrasi, orang tidak melihat dari kapasitas, intelektualitas tetapi di dasarkan pada hubungan kekeluargaan atau berapa besar uang yang yang dia siapkan untuk masuk dalam birokrasi.  Perlu digaris bawahi bahwa  oleh Max Weber bahwa hubungan personalitas dalam sebuah organisasi bisa terwujud dengan intelektualitas, dengan intelektualitas tersebut mampu membangun hubungan yang kerja yang baik tampa dengan membangun hubungan inpersonalitas yang menurut saya hubungan inpersonal sangat kaku untuk diterapkan diindonesia dan kebanyakan birokrasi kita tidak ada yang rasionalitas. Memang jelas teori  Max weber sangat dilematis ketika diterapkan diindonesia,justru itu saya sepakat teori Max weber itu di revisi dimana hubungan kerja didasarkan pada hubungan personalitas dan inporsanalitas. Kita harus bisa memposisikan pada saat kapan kita membangun hubungan personalitas dan pada situasi formal kita membangu hubungan inpersonal. Dari situ kita bisa melihat sejauh mana birokrasi itu terbangun dengan baik dan apa yang dicita-citakan Max Weber itu akhirnya terwujud. Konsep Max Weber diciptakan untuk memberikanan pelayanan kepada masyarakat dengan pendekatan inpersonal, tampa melihat siapa yang yang dilayani, dan pelayanan yang diberikan sama rata.itulah kelemahan juga ketika pelayanan yang diberikan ada hubungan personal banyak terjadi kasus penyelewengan jabatan maupun kekuasaan. Kemudian perlu diketahui bahwa organisasi dibentuk berdasarkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat pada saat itu,  seperti kutipan dari Weren bennis bahwa pada setipa zaman itu secara evolusioner akan berkembang suatu organisasi yang cocok untuk zamannya. Jadi apa yang di ungkapkan max weber tidak sesuai dengan konteks sekarang ini. Contohnya seperti apa yang terjadi diindonesia bahwa banyak birokrasi yang dibentuk tampa melihat fungsi dalam sebuah organisasi.
Dari beberapa hal tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa hubungan kerja diantara orang-orang dalam organisasi di indonesia harus di dasarkan pada prinsip persolitas dan inpersonalitas dan dalam pembentukan organisasi disesuaikan dengan kebutuhan pada saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar