Mengenai Saya

Foto saya
Berani, Disiplin,Profesional dan Suka Tantangan

Sabtu, 29 Oktober 2011

Jogjakarta Kembali Berduka Cita


Jogjakarta merupakan salah satu Propinsi yang ada di Indonesia, yang cukup aman, tentram dan Damai, daerah  yang lebih dikenal dengan Slogan “Jogjakarta Berhati Nyaman”. Tidak heran kalau frekuensi harapan bertahan hidup lebih lama dibandingkngkan dengan Kota besar lainnya, Sehingga banyak warga diluar kota jogjakarta seperti Jakarta, Bandung dll, memilih Jogjakarta untuk menghabiskan masa Tuanya. Jakarta misalnya frekuensi harapan untuk hidup lebih kecil dimana hal itu sebabkan  psikologi manusia yang sangat lemah,  banyak persoalan yang dihadapi misalnya Stress, persoalan social, ekonomi, politik dan lain lain sebagainya.
Jogjakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Kota Parawisata.. Sebagai kota pendidikan, yang terdiri dari kurang lebih 200 perguruan tinggi, dengan tersedianya berbagai fasilitas penunjang pendidikan, dan sarana dan prasarana lainnya.  Dari hal itu, warga  indonesia dari Sabang Sampai Merauke lebih memilih  Jogjakarta sebagai tempat melanjutkan studynya yang tersebar di berbagai perguruan tinggi. Sebagai kota parawisata, Jogjakarta memiliki tempat-tempat yang lebih menarik dan mampu mendatangkan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Misalnya
Obyek Wisata,Candi Prambanan yang cukup terkenal baik tingkat  nasional maupun  Internasional, Pantai ParangKritis, yang lebih terkenal dengan sebutan Laut Pantai Selatan, yang Konon Katanya tempat Nyi Loro Kidul  berada, Pantai Kukup, Baron, Obyek Wisata Kaliurang yang berada di kaki Gunung merapi dan tempat-tempat peninggalan Kerajaan dan  seperti Kraton Jogja, benteng, serta rumah-rumah Kuno yang masih di jaga keasliannya. Dan tak jauh dari kota Jogjakarta terdapat Candi Borobudur, yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa tengah, yang hanya membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke Candi Borobudur. Jogjakarta terkenal juga sebagai tempat pusat perbelanjaan  barang-barang Murah, seperti Batik asli jogja, barang Kuno lainnya,dll, tempat itu biasa dikenal dengan sebutan Malioboro. jika datang keJogja, yang pertama kali di datangi adalah Maliboro, karena di tempat itu kita bisa membeli barang-barang yang cukup  murah dan tempat yang cukup unik, karena kita bisa melihat berbagai macam yang barang di jual,dimana jarang ditemukan di daerah lain dan sangat langka. Di Malioboro juga terdapat wisata Kuliner dienteran jalan, Angkringan yang terkenal dengan nasi Kucingnya, disamping itu  kita bisa menyangsikan/ melihat para wisatawan mancanegara dan  keindahan  Malioboro pada malam harinya.
Jogjakarta, yang aman, nyaman dan damai, namun tepatnya pada tanggal  22 Okober 2010, jam 17.05 WIB, akhirnya dikejutkan dengan meletusnya kembali Gunung merapi,dengan mengeluarkan lahar dan awan panas,. Warga masyarakat yang tinggal di kaki gunung merapi dengan panic dan tergesa-gesa  menyelematkan dirinya di tempat yang lebih aman dan proses evakuasi berjalan lancar sehingga korban banyak berhasil diselamatkan, walaupun masih ada  korban jiwa yang berjatuhan. Korban diantaranya luka-luka yang juga juru kunci Merapi Pak Pejo, tetangga pak Marijan, Derita  luka bakar sekitar 75 % tubuhnya , dan Juru Kunci Merapi Pak Marijan meninggal Dunia korban dari keganasan awan panas gunung merapi.
Penulis bukan ahli Gunung merapi, bukan ahli PV MBG, bukan ahli gempa, tidak mengetahui  ilmu yang menyebabkan Gunung merapi meletus, akan tetapi penulis percaya dan yakin yang mengendalikan gunung merapi hanyalah Allah SWT, Allah maha Kuasa, ketika Allah berkendak, “Kun Fayakun”, “ jadi maka jadilah “  maka manusia tidak bisa menolak dengan apa yang telah dikendaki oleh Allah SWT dan di luar dari kemampuan manusia.
Penulis mencoba untuk mengevaluasi musibah yang terjadi Di Jogjakarta dengan pendekatan sudut pandang agama islam.
Kalau kita merefleksi kembali dengan kondisi masyarakat Jogjakarta, memang daerahnya aman,masyarakatnya sopan, santun, saling menghargai dan menghormati, akan tetapi, dari  sisi moral sebahagian masyarakat sangat memprihatikan dan banyak-hal-hal yang dilakukan masyarakat mengarah kepada perbuatan Syirik. Nilai-nilai agama warga masyarakat sudah mulai terkikis oleh zaman, banyak perempuan sudah tidak lagi menutup auratnya, memakai pakaian ala barat, perempuan memakai celana hanya sampai dipaha dan baju  yang memamerkan payudaranya, alias baju yang yang tidak selesai dijahit dan kekurangan kain.
Kemudian kondisi social masyarakat, pelacuran menjadi salah satu profesi sebahagian masyarakat untuk bisa bertahan hidup, mereka lakukan hanya untuk mencari sesuap nasi, mereka hanya tahu bagaimana bisa dapat uang dan makan. Latar belakang dari mereka mayoritas dari kalangan ekonomi lemah, dan pendidikan agamanya sangat kurang. Sementara kalau mereka percaya bahwa rezeki itu sudah diatur oleh allah SWT, dan bisa bertahan hidup tampa melacur mungkin mereka tidak terjebak dalam lembah hitam dengan menjual tubuhnya.   
Tak jauh dari  Malioboro, terdapat salah satu daerah, yang letaknya di jalan Pasar kembang, yang lebih dikenal dengan Sarkem. Sarkem merupakan tempat lokalisasi yang terbesar di Jogjakarta dan lokalisasi tersebut berada dalam satu kawasan yang sangat luas. Bukan menjadi rahasia umum lagi, kalau Sarkem merupakan tempat lokalisasi, anak SMP saja sudah mengerti  tentang Sarkem, anehnya tempat itu justru di lindungi oleh pemerintah kota Jogjakarta.  Aktivitas Sarkem 24 jam, hanya saja, ketika bulan puasa tiba biasanya wanita tidak melayani lelaki hidung belang. Pada bulan suci ramdahan Pemerintah kota Jogjakarta, dengan mendatangkan para Ustaz dan Kyai dilokalisasi, melakukan pengajian,penyadaran, siraman rohani, akan tetapi itu dilakukan hanya saat bulan suci saja setelah itu, aktivitas di daerah lokalisasi  kembali seperti biasa. 
Dengan jogja sebagai kota parawisata, tentunya jogja akan menjadi ramai dan menjadi sasaran tempat rekreasi/ refresing. Masyarakat akan berbondong-bondong untuk mengunjungi Jogjakarta. Dikawasan wisata kaliurang misalnya,tersedinya fasilitas dan sarana-prasanarana, baik itu hotel/ tempat penginapan dan lain-lain sebagainya. Penginapan yang tadinya disediakan hanya untuk bermalam agar paginya bisa lebih banyak waktu untuk bersantai-santai menikmati indahnya pemandangan kaliurang, akan tetapi di gunakan juga sebagai tempat mesum, bagi para pengunjung. Dengan lima puluh libu saja sudah bisa menyewa kamar satu malam, sehingga kawasan tersebut menjadi pilihan tempat sepasang kekasih untuk melampiaskan hasratnya. Tak jauh dari kaliurang ,yang berada di kaki gunung merapi terdapat daerah yang bernama kalikuning daerah Mbah Marijan tinggal, yang juga merupakan tempat parawisata. Kalikuning daerah yang berbukit-bukit, dan terdapat beberapa hutan pinus dan kelihatan agak sunyi. Dengan kondisi daerah seperti itu, aman, dan sunyi, banyak  sepasang kekasih saling bercumbu di area terbuka di bawah pohon pinus. Begitu juga halnya dengan pantai Parangkritis, dan beberapa tempat daerah yang lain yang dianggab aman, untuk dijadikan juga sebagai tempat mesum bagi para Pezina maupun bagi pemula yang ingin berbuat maksiat.
Masih banyak tempat- tempat lain di sekitar jogja yang merupakan sarang berbuat maksiat, baik itu di Kafe-kafe,diskotik maupun dikost-kostan mahasiswa. Bahkan jogja, sudah memiliki tempat lokalisasi yang kebanyakan para wanitanya mahasiswi, lokalisasi itu berada di daerah Babarsari, Sleman, Jogjakarta. Karena  himpitan ekonomi dan ingin meneruskan kuliahnya, para mahasiswi dibeberapa pergurun tinggi di jogja, dengan terpaksa, menjual tubuhnya. Selain itu,  ada juga sebahagian mahasiswi karena rusaknya moral, sehingga perzinahan sudah menjadi akrab dengannya.
Dan terakhir, masalah menyekutukan Allah SWT, masyarakat Jogjakarta biasanya dalam setiap tahunnya, atau lima tahun sekali  mengadakan acara, baik itu ritual hasil panen, ritual di pantai Parangkritis agar pantai  tidak memakan korban dan masih banyak ritual-ritual lain yang merupakan perbuatan Syirik ( menyekutukan Allah SWT ). Kegiatan itu sudah merupakan warisan nenek moyang, tetapi masih di junjung tinggi oleh sebahagian masyarakat Jogjakarta.
Itu hanya sebahagian deretan permasalahan umat manusia yang merusak moral dan akhlak manusia, masih banyak persoalan-persoalan lain yang  yang tidak mampu penulis jelaskan.
Dengan rusaknya moral, akhlak dan akidah manusia, Allah SWT memberikan peringatan dengan meletusnya Gunung merapi yang itu hanya bagian kecil saja dari kuasa Allah. Manusia seharunya justru mengintropeksi diri dengan kejadian itu, akan tetapi manusia tidak menyadari hal itu.
Masih teringat jelas dengan Gempa Bumi tahun 2006 yang lalu, memporak-porandakan Jogjakarta dan sekitarnya, yang memakan korban hingga puluhan ribu orang. Banyak keluarga yang di cintai, sanak saudara lainya menjadi korban Gempa dan kejadian itu membaut trauma warga Jogjakarta.
Dikala itu penulis, menyaksikan gempa bumi, dengan getaran gempa yang cukup dasyat, selokan air yang yang tenang berubah menjadi gelombang, rumah-rumah pada roboh,teriakan, tangisan, ketakutan  menambah histeris saat itu. Dengan  panik masyarakat menyematkan diri masing-masing, saking paniknya tetangga kost penulis, seorang perempuan   menyelamatkan diri tampa sadar hanya memakai celana dalam dan BH, sambil berlari menyalamtkan diri dengan melihat kearah Gunung Merapi, karena prediksi saat itu adalah Gunung merapi meletus, yang ditakutkan lahar dan awan panas akan menuju kearah Kota Jogjakarta. Selang beberapa menit diketahui bahwa gempa  terjadi bukan karena Gunung merapi, akan tetapi karena gempa tektonik di dasar laut. namun beberapa jam kemudian dipanikan dengan Stunami,yang katanya sudah mencapai daerah Bantul. Dengan isu Tsunami masyarakat dari arah bantul menuju kota Jogjakartaa, untuk menyelamatkan diri dan sedangkan dari arah Kaliurang dan sekitarnya menuju kota, karena isu merapi meletus.  Suasana semakin panik , penulis, menyadari saat itu manusia tidak mampu berbuat apa-apa selain menyelamatkan diri dan berdoa memohon keselamatan dari bencana. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu menjangkau apa yang telah ditentukan oleh allah. Kemampaun manusia kecil di mata Allah SWT.

Gunung, laut, dan segala macam yang diciptakan oleh Allah SWT, hanya untuk manusia yang dapat memberikan mamfaat bagi manusia. Tetapi dengan kondisi umat manusia sekarang, segala sesuatu yang memberikan mamfaat justru membawa mudaratnya, gunung merapi meletus dengan memakan korban, air laut yang membawa berkah justru membawa malapetaka dengan Stunami dan lain lain sebagainya.

Untuk itu, marilah kita jadikan bahan pembelajaran dan renungkan, dengan mengitropeksi diri, terlalu banyak menganiaya diri kita sendiri, terlalu banyak dosa yang telah kita lakukan, Sehingga Allah SWT Murka kepada kita. sehingga tidak ada jalan keluar dengan menghindari bencana dan musibah selain Taat dan Patuh kepada Allah, menjalankan perintahnya dan menjauhi larangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar